Aksi judoka asal Aceh Barat Daya itu menuai pro-kontra di tengah masyarakat, tidak hanya di Indonesia melainkan juga di dunia internasional. Namanya banyak dibicarakan dan menjadi trending topic di berbagai laman media sosial, salah satunya Twitter.
Di satu sisi, Ia menuai simpati publik karena teguh pada prinsipnya untuk tidak melepas hijab. Namun di sisi lain, banyak juga yang kecewa, karena Indonesia kehilangan kesempatan mengikuti cabang olahraga tersebut.
Terlepas dari itu semua, Miftah berharap agar tidak ada lagi aturan yang melarang penggunaan hijab. Sejumlah legenda judoka nasional juga meminta National Paralympic Comitte (NPC) Indonesia memperjuangkan usulan tersebut untuk menjadi pertimbangan International Blind Sport Federation (IBSA).
Presiden Asian Paralympic Committe (APC) Majid Rashed ketika dikonfirmasi IstanaPos.com mengatakan regulasi larangan jilbab di cabor blind judo sangat terbuka kemungkinan untuk diubah.
Setelah ini, lanjut Rashed pihaknya akan memproses usulan Miftah tersebut dibahas dengan federasi blind sport internasional (IBSA).
"Aturan larangan jilbab yang disampaikan Miftah, atlet blind judo kan? Ada kemungkinan bisa diubah aturan itu. Ini sedang kita proses, agar bisa dibahas di federasi blind sport internasional," tutur Majid Rashed kepada IstanaPos.com kemarin (13/10) di Jakarta.
Rashed memberi apresiasi terkait suksesnya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Para Games 2018. Menurutnya pesta olahraga antarnegara Asia edisi ketiga ini berlangsung luar biasa.
Majid juga memuji antusiasme masyarakat Indonesia yang membanggakan. Pujian dikhususkan kepada Panitia Penyelenggara Asian Para Games III/2018 (INAPGOC).
Menurutnya, panitia di bawah komando Raja Sapta Oktohari bekerja cukup keras hingga mampu menggelorakan pesta olahraga penyandang disabilitas yang mengakar di masyarakat.
“Menurut saya, ini sangat membanggakan. INAPGOC bekerja dengan luar biasa. Bisa lihat kawan saya, bro Okto. Dia selalu hadir ke berbagai venue untuk mendukung atlet yang bertanding di Asian Para Games 2018,” kata Majed dalam jumpa pers di GBK Arena, Sabtu (13/10).
"Saya harap, antusiasme ini tidak berhenti saat Asian Para Games 2018 berakhir. Justru, kami ingin menjadikan ini sebagai momentum untuk saling mendukung dengan saudara-saudara kita penyandang disabilitas Tidak hanya di Indonesia saja, tapi di Asia dan dunia," imbuhnya.
"Aturan larangan jilbab yang disampaikan Miftah, atlet blind judo kan? Ada kemungkinan bisa diubah aturan itu. Ini sedang kita proses, agar bisa dibahas di federasi blind sport internasional," tutur Majid Rashed kepada IstanaPos.com kemarin (13/10) di Jakarta.
Sumber foto: TopSkor
Rashed memberi apresiasi terkait suksesnya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Para Games 2018. Menurutnya pesta olahraga antarnegara Asia edisi ketiga ini berlangsung luar biasa.
Majid juga memuji antusiasme masyarakat Indonesia yang membanggakan. Pujian dikhususkan kepada Panitia Penyelenggara Asian Para Games III/2018 (INAPGOC).
Menurutnya, panitia di bawah komando Raja Sapta Oktohari bekerja cukup keras hingga mampu menggelorakan pesta olahraga penyandang disabilitas yang mengakar di masyarakat.
“Menurut saya, ini sangat membanggakan. INAPGOC bekerja dengan luar biasa. Bisa lihat kawan saya, bro Okto. Dia selalu hadir ke berbagai venue untuk mendukung atlet yang bertanding di Asian Para Games 2018,” kata Majed dalam jumpa pers di GBK Arena, Sabtu (13/10).
"Saya harap, antusiasme ini tidak berhenti saat Asian Para Games 2018 berakhir. Justru, kami ingin menjadikan ini sebagai momentum untuk saling mendukung dengan saudara-saudara kita penyandang disabilitas Tidak hanya di Indonesia saja, tapi di Asia dan dunia," imbuhnya.