Powered by Blogger.

Mobile Menu

Bola

ShowBiz

Bisnis

Asian Games 2018

CPNS 2018

Liputan9

Liputan9
Liputan9

Menu Bawah

Populer

Follow Us

Advertisement

Top Ads

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

More News

logoblog

Kasihan Nasib Petani Lokal, Kian Memprihatinkan

05 August 2018


DPR mengingatkan pemerintah dalam hal ini Menteri Perdagangan untuk membuat kebijakan yang menyengsarakan petani tebu. Langkah pemerintah membatasi harga beli gula dari petani di bawah Rp 10 ribu telah membuat petani tebu menderita.

"Saya mempertanyakan kenapa pemerintah ketika petani tebu sedang panen, tapi mematok harga beli gula dalam negeri dengan harga rendah. Ini kan tidak tepat. Kasihan nasib petani tebu kita, yang seharusnya untung di musim panen malah merugi," kata anggota Komisi VI DPR Linda Megawati kepada wartawan di Jakarta.

Menurut Linda, langkah Mendag membatasi harga pembelian gula petani lokal oleh Bulog sebesar sekitar Rp 9.700 saat ini juga jelas-jelas sangat merugikan petani. Sebab, biaya yang mesti dikeluarkan petani untuk memproduksi gula saja kabarnya sudah di atas Rp 10.000.

Dia juga mempertanyakan langkah  pemerintah yang hanya menugaskan Bulog untuk membeli gula dari petani lokal, padahal bisa saja ada pihak swasta atau industri yang hendak membeli gula dari petani dengan harga lebih tinggi dari harga pembelian Bulog sebagaimana ditetapkan pemerintah sebesar Rp 9.700.

"Kalau harga beli dari pemerintah Mendag ke petani rendah, kenapa Bulog saja yang ditugasi untuk membeli gula petani lokal. Lebih baik diserahkan saja kepada petani dan industri dalam menentukan harga. Bebaskan saja petani bernegosiasi mencari pembeli selain Bulog agar mereka saat musim panen ini tidak rugi," ujarnya.

Linda menambahkan, sekarang ini nasib petani tebu yang memproduksi gula lokal dalam skala kecil juga semakin sulit karena pemerintah terus memberi ijin kepada industri gula besar nasional untuk mengimpor raw sugar dari luar negeri dengan harga lebih rendah dari gula produksi petani lokal.

"Pemerintah seharusnya mengatur gula impor saat musim panen, agar gula petani lokal bisa diserap industri. Sudah gitu jangan yang suruh membeli gula petani lokal cuma Bulog. Jadi yang susah sekarang bukan cuma petani lokal, tapi juga Bulog," katanya.

Linda mengatakan, seharusnya pemerintah membantu petani agar bisa menjual hasil produksi gula dengan harga bagus kepada industri.

"Kasihan nasib petani kita sekarang sungguh prihatin. Pemerintah seharusnya memikirkan nasib petani supaya mereka sejahtera saat musim panen," pungkasnya.