Powered by Blogger.

Mobile Menu

Bola

ShowBiz

Bisnis

Asian Games 2018

CPNS 2018

Liputan9

Liputan9
Liputan9

Menu Bawah

Populer

Follow Us

Advertisement

Top Ads

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

More News

logoblog

Harga Daging Tembus Rp180 Ribu/ Kg, Antusias Warga Abdya Beli Daging Megang Tetap Tinggi

13 May 2018
Lokasi pemotongan hewan yang bertempat di Krung Beukah desa Keudai Siblah kecamatan Blangpidie kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), hingga pukul 10.00 Wib masih tampak begitu padat, para pengunjung yang hendak membeli daging meugang terus berdatangan, Senin (14/5/2018).

Meskipun harga daging masih bertahan mencapai Rp. 180.000 per kilogram nya, namun, bukan menjadi suatu hal bagi masyarakat Abdya untuk membawa pulang daging kerbau atau sapi buat anak-anak dan istrinya di rumah.

Hal tersebut diakui warga yang mendatangi lokasi pemotongan hewan, bahwa, membawa pulang daging saat hari meugang seperti jelang puasa ramadhan dan lebaran, merupakan suatu hal keharusan bagi kepala keluarga guna menikmati bersama di rumah.

"Walaupun harganya 180.000, tapi bagi orang tua bukan satu masalah demi anak-anak," ungkap warga tersebut.

Antusias masyarakat ini juga diakui tukang parkir musiman disana, dengan biaya parkir mencapai Rp. 5.000 per kendaraan, ia pun ikut mendapatkan rezeki yang lebih dari biaya parkir tersebut.

"Alhamdulillah, biaya parkir per sepeda motor 5.000 rupiah, ada juga yang lewat terus, 'ngak bayar, tapi karena ramai pengunjung yang kita dapatkan pun juga lumayan," ujar tukang parkir itu.

Kebiasaan ini sudah terjadi sejak zaman dahulu, tradisi meugang di Aceh pada umumnya yang sudah turun temurun ini terus dilakoni masyarakat, khususnya di kabupaten Abdya. Dimana, bagi orang tua juga telah mempersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya, agar pada saat meugang anak-anaknya dapat menikmati makanan enak yang selama ini jarang didapatkan.

Panatauan IstanaPos.com dialokasi pemotongan hewan, tepat di daerah aliran sungai krung Susoh, masyarakat yang berasal dari berbagai kecamatan dalam kabupaten itu, tak seperti biasanya, dimana, lokasi pemotongan tersebut menjelang siang masih terus berdatangan, demi mendapatkan minimal satu kilogram daging.

Muhammad Taufik