Powered by Blogger.

Mobile Menu

Bola

ShowBiz

Bisnis

Asian Games 2018

CPNS 2018

Liputan9

Liputan9
Liputan9

Menu Bawah

Populer

Follow Us

Advertisement

Top Ads

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

More News

logoblog

Swasembada Gula Bisa Gagal Mendag !

15 February 2017

Anggota Komisi VI Fraksi PAN Nasril Bahar mencibir kebijakan impor gula mentah 400 ribu ton yang dilakukan oleh Mendag Enggartiasto Lukita. Kebijakan Mendag ini dinilai bisa menggagalkan program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Jokowi.

"Saya melihat Mendag tidak punya goodwill untuk menyukseskan kebijakan swasembada pangan khususnya gula sebagaimana dicanangkan pemerintah Jokowi," katanya di Jakarta.

Nasril mengatakan, kebijakan Mendag membuka keran impor 400 raw sugar atau gula mentah untuk diolah menjadi gula kristal putih oleh perusahaan swasta tertentu untuk selanjutnya dijual sebagai gula konsumsi publik, sudah kebablasan.

"Impor raw sugar itu harusnya hanya diperuntukkan untuk industri makanan minuman, bukan dijadikan gula putih yang dijual langsung. Kebijakan Mendag ini cenderung menguntungkan pihak swasta tertentu" katanya.

Dia juga menegaskan, kebijakan Mendag memberikan prioritas ke beberapa perusahaan swasta untuk mengelola raw sugar, akan menyebabkan matinya pelaku industri gula dalam negeri, khususnya dari BUMN.

"Swasta yang mendapatkan kekhususan justru diuntungkan karena mereka jadi punya bahan baku melimpah untuk membuat gula konsumsi, sedangkan BUMN merugi karena keterbatasan bahan baku gula mentah yang otomatis membuat harga produk gulanya kalah bersaing dengan swasta," cetusnya.
Nasril menambahkan, kebijakan impor gula mentah murah juga akan mempengaruhi pendapatan petani. Sebab, gula impor dijual ke pabrik swasta dengan harga yang jauh lebih murah ketimbang harga tebu yang dihasilkan oleh petani lokal.

"Mendag seolah menskenariokan membuat lesu petani tebu lokal. Kalau Mendag memberikan raw sugar impor kepada swasta untuk diolah menjadi gula putih, harga tebu petani bisa semakin anjlok," ujarnya.

Nasril berharap, Presiden Jokowi mengevaluasi kebijakan impor gula yang dilakukan Mendag, jika tidak dapat membahayakan citra pemerintah khususnya di hadapan para petani tebu.

"Kebijakan Mendag tidak sesuai dengan semangat pemerintahan Jokowi memberdayakan petani. Kebijakan Mendag justru dapat membuat gula terasa manis bagi importir, namun terasa asin bagi petani tebu," sindirnya.

Nasril mengancam akan menggalang kekuatan di parlemen untuk meminta Mendag mengevaluasi kebijakan impor gula. Soalnya, jika dibiarkan akan merugikan bangsa dan negara.

"Ketergantungan impor hanya akan menguntungkan pengusaha dan importir pemburu rente. Patut ditelusuri siapa yang diuntungkan dari kebijakan Mendag ini?" tanyanya.

Diberitakan Mendag Enggartiasto Lukita mengatakan, kebijakan impor gula mentah 400 ribu ton dilakukan untuk mencukupi kebutuhan gula tahun ini. Dia menuturkan, kuota impor gula tahun ini tidak memiliki batas waktu kapanpun jika terasa produksi di dalam negeri kurang impor bisa dilakukan. Dengan kontrol pemerintah.

"Tahap pertama 400 ribu ton dan dilihat perkembangannya. Paling tidak sekarang Januari tidak mau ada kekurangan konsumsi yang menanggani harga," tegasnya, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (16/1).
Mendag menegaskan, tahun ini tidak ada impor gula kristal putih langsung.

"Yang ada pabrik yang mendapat penugasan mengolah gula jadi gula kristal putih yang nantinya disalurkan melalui distributor ini," ujarnya.