Powered by Blogger.

Mobile Menu

Bola

ShowBiz

Bisnis

Asian Games 2018

CPNS 2018

Liputan9

Liputan9
Liputan9

Menu Bawah

Populer

Follow Us

Advertisement

Top Ads

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

More News

logoblog

Siapa Borong Tiket Asian Games 2018?

31 August 2018
Polemik tiket Asian Games 2018 terus menggelinding hingga mengundang perhatian Komisi Pemberantasan Korupsi. Kelangkaan tiket pertandingan hingga tiket closing ceremony yang habis mendadak dinilai misterius dan memunculkan banyak kecurigaan.


Panitia penyelenggara (INASGOC) mendapat surat teguran dari si "empunya" acara yakni Olympic Council Asia (OCA) belum lama ini. Dalam surat yang diteken Husain Al-Musallam, Director General OCA tanggal 21 Agustus lalu mengingatkan bahwa banyaknya kursi kosong di venue pertandingan memunculkan banyak kebingungan.


Pasalnya, kondisi tersebut bertolak belakang dengan banyaknya masyarakat yang sulit mendapatkan tiket. Sejumlah tiket pertandingan yang dijual offline maupun online dinyatakan habis atau sold out.


"Ini menyebabkan banyak kebingungan dan tidak baik untuk penyiaran ketika ada bangku yang kosong," bunyi surat tersebut di paragraf kedua.


Komplain terkait sulitnya mendapatkan tiket tak hanya datang dari penonton tuan rumah. Suporter yang jauh-jauh datang dari Korea Selatan juga mengeluhkan hal yang sama.


"Iya betul. Saya juga sempat mendengar banyaknya keluhan dari suporer dari negara kami yang tidak mendapatkan tiket ketika hendak menonton pertandingan sepakbola di Bandung," ungkap Kangyou, kameramen televisi asal Korea Selatan ini ketika berbincang dengan IstanaPos.com, kemarin (30/8). "Mereka bahkan sempat minta bantu sama saya. Cuma saya bilang, saya nggak bisa berbuat apa-apa," lanjutnya.


Menurut pantauannya, suporter dari Korea Selatan sangat banyak datang ke Jakarta dan Bandung untuk mendukung jagoan mereka di Asian Games 2018. "Too much," lanjutnya.


Senada, Kamarul suporter asal Malaysia juga mengeluhkan hal yang sama. Ia mengaku sangat sulit mengakses informasi ketersediaan tiket Asian Games 2018. "Ya. Sukar untuk dapatkan informasi mengenai tiket," ungkapnya.


Tak heran, jika pemandangan antrean di beberapa venue sering terjadi. Bahkan Ibunda pebulutangkis putri Greysia Polii sempat kecewa tidak kebagian tiket menonton putrinya di final beregu setelah ikut mengantre panjang dari jam 06.00 WIB di loket penjualan tiket.


Sang Ibu yang bernama Evie Pakasi ini lantas meneriakkan kata "Indonesia" di depan loket saat meluapkan kekecewaan usai dapat keterangan tiket habis.


Namun, Nazvi beruntung. Ia mengaku suporter dari Hong Kong sejauh ini belum ada yang mengeluhkan soal tiket. "Sejauh ini semua bisa dapat tiket dengan mudah. Mungkin karena suporter dari Hong Kong tidak banyak," tandasnya.


Sebelumnya, KiosTix selaku pemenang tender pengelola tiket Asian Games 2018 mendadak diputuskan hubungan sebagai mitra INASGOC karena dinilai gagal melayani penjualan tiket.


Namun, pengalihan ke tiga vendor lain yakni Blibli.com, Tiket.com dan Loket.com juga tak luput dari masalah. Tiket beberapa cabor populer juga masih sulit didapatkan. Keterangan sold out di lapak website kontradiktif dengan kenyataan di venue. Sebab, masih banyak kursi yang kosong.


Yang paling menjanggal adalah penjualan tiket closing ceremony yang mulai dijual pada Selasa (28/8) lalu. Memang, seluruh tiket untuk upacara penutupan hanya dijual secara online untuk menghindari calo. Anehnya, kurang dari 30 menit setelah diluncurkan, stoknya langsung habis.


Pantauan Rakyat Merdeka hingga kemarin (30/8), stok habis di ketiga vendor tiket yakni Blibli.com, Tiket.com dan Loket.com. Tak ada satu pun tiket tersisa, di semua kategori. Mulai dari yang termurah yakni Rp450.000 sampai yang termahal.


Deputi III Bidang Game Support INASGOC Ahmed Solihin ketika dikonfirmasi Rakyat Merdeka mengaku pihaknya tengah melakukan investigasi terkait kasus tiket ini. Khususnya menyikapi pernyataan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyebut adanya BUMN yang memborong tiket untuk pejabat.


"Itulah yang sedang kami investigasi, apa misleading dari tiketing ini. Saya saja juga belum dapat tiket closingnya," ungkapnya kemarin (30/8).


"Contoh, baru announce tiket closing ceremony, baru dibuka udah habis," tambahnya.


Lebih lanjut, Ahmed mengatakan OCA sudah mengalokasikan 10 persen dari total tiket untuk panitia dan sponsor. Selebihnya, kata dia harus dijual ke masyarakat. "Di pihak kita udah selesai ya. Tapi OCA selaku pemilik Asian Games realized jika tiketnya habis. Tapi sementara kok venue-venue kosong," sambung dia.


Sejauh ini, KPK mengatakan akan menyeriusi kasus tiket Asian Games ini. Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengaku pihaknya akan menangani laporan dugaan permintaan tiket yang dilakukan oleh penyelenggara negara dan BUMN.


"Saya kira itu tentu bukan perbuatan yang patut ya. Kalau mau nonton Asian Games seharusnya beli sendiri seperti masyarakat yang lain. Tidak kemudian menyalahgunakan posisi dan jabatannya," kata Febri. (*)