Powered by Blogger.

Mobile Menu

Bola

ShowBiz

Bisnis

Asian Games 2018

CPNS 2018

Liputan9

Liputan9
Liputan9

Menu Bawah

Populer

Follow Us

Advertisement

Top Ads

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

More News

logoblog

Impor Garam Industri, Golkar Bela Menteri Airlangga

19 March 2018

Anggota DPR Fraksi Partai Golkar, Adies Kadir mempertanyakan kritikan ekonom Faisal Basri, yang menyebut rekomendasi impor garam industri oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sarat nuansa politis.

Menurutnya, pernyataan itu tidak mencerminkan sebagai seorang ekonom, melainkan seperti politikus. Ia pun mengingatkan agar Faisal tidak tendensius dalam memberikan penilaian.

"Tentunya rekomendasi impor garam oleh Kemenperin sudah melalui kajian dan perhitungan yang matang. Tidak asal-asalan apalagi dituding untuk kepentingan tertentu. Terlalu tendensius kalau cara berpikirnya begitu," kata Adies kepada wartawan di Jakarta, Senin (19/3).

Ditegaskannya, Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bukan tipe orang yang suka memanfaatkan jabatan dan kekuasaan.

"Saya kira kalau rekomendasi impor garam yang dikeluarkan Kemenperin dicurigai untuk kepentingan partai dan modal untuk maju pilpres, Saya tegaskan disini, tudingan itu ngawur tidak berdasarkan basis data," tandas Ketua Bidang Hukum dan HAM DPP ini.

Menurut Adies, Golkar merupakan partai yang matang dan teruji dalam berbagai hal, dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara Indonesia.

"Kenapa tidak duduk bersama memberikan masukan seperti apa yang terbaik? Bukannya seperti orang ketakutan kalau ketua umum kami Airlangga Hartarto maju Pilpres, kemudian disangkutpautkan dengan import garam, ini kan aneh. Partai Golkar akan selalu eksis dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara ini," tegas Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan ini.

Sebelumnya, ekonom UI Faisal Basri mempertanyakan alasan pemerintah memberikan rekomendasi izin impor garam ke Kemenperin sebesar 3,7 juta ton untuk keperluan industri.

"Ini kenapa industri mintanya 3,7 juta ton. Sudah seperti itu mintanya sekaligus. Kan ini enggak bener. Enggak bisa langsung impornya sekaligus," ujarnya di Jakarta.

Menurutnya, jumlah impor garam yang tak biasa tersebut bisa menjadi ladang untuk menambah pundi-pundi kelompok tertentu untuk maju dalam pilpres.