Salah seorang dokter internship yang bertugas di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) Aceh Barat Daya diduga mendapat perlakuan yang tak sedap dari oknum pasien yang sedang ditangani nya pada, Senin 20 November 2017.
Perlakuan dari oknum pasien inisial ZI (31) terhadap dokter internship berinisial MJ, yang saat itu sedang bertugas membantu rekan nya yang baru tiba sekitar pukul 14.00 Wib, sebab pada jam tersebut masa pergantian dokter tiase jaga pagi dengan dokter triase jaga siang.
Hal tersebut diungkapkan korban MJ, bahwa sekitar pukul 14.05 Wib, datang oknum pasien tersebut dengan menggunakan mobil berwarna hitam, dokter MJ langsung membuka pintu IGD dan menghampiri pasien sambil bertanya pasien apakah mampu berjalan, Selasa (21/11/2017).
"Pasiennya bisa jalan buk?", tanya dr. MJ kepada keluarga pasien, dan ibu pasien pun menjawab, "Bisa", ungkap dr. MJ mengulang kronologi kejadian tersebut.
Setelah oknum pasien di bawa masuk ke ruang IGD, dokter MJ kembali menanyakan identitas dan kondisi pasien, sebab, hal tersebut merupakan langkah awal yang dilakukan dokter sebelum membuat tindakan kepada pasien.
"Saat saya tanya, peu saket bang?(apa sakitnya bang?), Tiba-tiba pasien berdiri dan mengambil botol air mineral yang masih berisi air dan memukul kepala saya dengan keras sambil berkata "Peu ka tanyong saket lon peu? " (apa kamu tanya-tanya saya sakit apa)," jelas dokter MJ.
Korban juga mengaku sudah dimediasi oleh pihak rumah sakit dengan pelaku untuk diselesaikan secara kekeluargaan, namun, pelaku sendiri tak memiliki itikad baik kepada korban MJ, sehingga, MJ merasa tak dianggap, sedangkan ia (MJ) mengaku trauma dengan kejadian tersebut, apalagi korban saat ini sedang hamil muda.
"Pihak rumah sakit sudah memfasilitasi saya dan keluarga untuk diselesaikan secara kekeluargaan, yang minta maaf itu keluarga nya, sedangkan pelaku tidak," ujar korban.
Oleh karena itu, korban terpaksa melaporkan pelaku kepada pihak kepolisian, pasalnya, kejadian yang menimpa nya tersebut jangan sampai terulang kembali pada medis lainnya, dan agar oknum pasien yang demikian dapat di proses secara hukum yang berlaku.
"Perbuatan nya sudah saya maklumi, tapi proses hukum tetap berjalan, karena, agar tidak kembali terulang kedepan", katanya, saat di Polsek Susoh disela-sela memberi laporan kasus tersebut.
Sementara, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Abdya, dr. Syafrizal, kepada media ini mengatakan sangat menyesalkan kejadian tersebut, sepatutnya kata Syafrizal, hal ini tak terjadi, sebab, dokter MJ sedang melaksanakan tugas demi pelayan kesehatan kepada masyarakat.
"Saya sangat menyesalkan kejadian ini, berhubung saat itu dokter MJ sedang melakukan tugas kemanusiaan,saya berharap hal ini diproses secara hukum yang berlaku. Dan IDI Abdya akan mengawal kasus ini hingga tuntas", ucap Ketua IDI Abdya, dr. Syafrizal.
Begitu pun dengan penasehat hukum korban, Rizki Darmawan, mengatakan bahwa terhadap kasus ini akan terus dikawal dan melakukan koordinasi dengan penyidik untuk proses hukum selanjutnya.
"Hari ini telah dilakukan pemeriksaan terhadap korban. Kami selaku penasehat hukum korban akan terus mengawal kasus ini hingga proses hukum tuntas," tegas Rizki Darmawan.
Selain IDI, kasus pemukulan terhadap dokter internship juga didampingi oleh advokat YARA Abdya dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Erisman dan Rizki Darmawan.
MUHAMMAD TAUFIK