Dalam rangka untuk mencapai cita-cita pertumbuhan ekonomi rakyat di pantai Barat Selatan Aceh, Komunitas Pemuda Teman Akmal (PeTA) menggelar seminar ekonomi regional dengan berbagai elemen masyarakat dan pemerintah dalam wilayah tersebut, yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu 9 September 2017, di Aula rapat DPRK Abdya.
Komunitas pemuda pemenangan pasangan Akmal Ibrahim, SH dan Muslizar.MT pada pilkada bulan Februari lalu ini dibawah koordinator Jusnazar, S.Pd, dan bertekad ingin membantu pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan ke arah yang lebih baik.
Tekad nya dalam membantu pembangunan ekonomi menuju masyarakat yang sejahtera ini, diangkat dengan tema "Membangun Aceh Barat Daya Sebagai Sentral Pengembangan Ekonomi Kawasan Di Wilayah Pantai Barat Selatan Aceh".
Koordinator PeTA, Jusnazar mengatakan, hal tersebut dilakukan merupakan langkah awal mengaplikasikan rencana Bupati dan Wakil bupati Abdya Akmal Ibrahim dan Muslizar.MT, yang pernah disampaikan pada saat prosesi pelantikan pada tanggal 14 Agustus lalu, bahwa Bupati Akmal menginginkan tumbuhnya ekonomi di pantai Barat Selatan Aceh tersebut di Abdya, Kamis (7/9/2017).
"Ini sangat realistis, gagasan ini tentu tidak lepas dari pertimbangan posisi strategis Abdya yang berada di titik tengah dari 8 kabupaten/kota di kawasan tersebut. Blangpidie sebagai ibu kota kabupaten Abdya telah lama menjadi pusat perdagangan yang didatangi oleh warga dari kabupaten-kabupaten tetangga,"kata Jusnazar.
Menurutnya, Abdya pada tahun 2012 memiliki PDRB senilai 737.958,44 miliar, dengan pendapatan perkapita sebesar Rp. 14.189.981 pertahun. Dengan pertumbuhan ekonomi 5,27 % menunjukan potensi yang cukup besar (Wardiati, 2015). Di samping, potensi sumberdaya alamnya yang melimpah. Kabupaten ini memiliki kawasan Agropolitan untuk pengembangan sektor pertanian dan perkebunan. Lalu ada juga kawasan perkotaan sebagai pusat perekonomian, perdagangan, dan jasa.
Di wilayah pesisir juga terdapat kawasan minipolitan yang ruangnya bisa dimanfaatkan untuk perikanan tangkap, perikanan tambak, industri pengolahan hasil laut, konservasi kelautan dan parawisata. Pada akhir periode 2015-2016 perkembangan tempat rekreasi berkembang pesat, seperti pulang gosong, pantai bali, dan pantai jilbab.
"Hal terpenting lainnya, Abdya akan memiliki berbagai infrastruktur pembangunan yang dapat menjadikannya gerbang perekonomian kawasan Barsela. Seperti pelabuhan Surin yang akan menjadi pelabuhan regional untuk kegiatan ekonomi kelautan di Barat Selatan Aceh dan Rumah Sakit Umum Teungku Peukan yang akan dibangun menjadi rumah sakit berskala regional," sebutnya.
Pengembangan kawasan sentral ekonomi di wilayah pantai Barat Selatan Aceh menjadi salah satu syarat untuk meningkatkan kesejahteraan publik.
Selain itu, mendorong percepatan pengembangan ekonomi kawasan dan ketinggalan dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Saat ini kawasan Pantai Barat Selatan Aceh yang terdiri dari Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Jaya, Subulussalam, Singkil serta Simeulue menjadi salah satu kawasan agro industri sebagai penompang pengembangan sektor ekonomi berbasis kawasan yang sangat srategis untuk dikembangkan.
Hal ini merujuk juga pada upaya peningkatan ekonomi sebagaimana yang dikehendaki oleh Gubernur Aceh periode 2017-2022 sesuai dengan visi-misi "Membangun dan Melindungi Sentral-Sentral produksi dan Industri Jasa Kreatif Yang Menghasilkan Produk Kompotitif Untuk Memperluas Lapangan Kerja Serta Memberikan Akses Permodalan".
Dijelaskanya, Abdya yang terletak sangat strategis dan berada pada lingkaran alternatif yang menghubungkan kawasan tengah Aceh meliputi (Gayo Lues, Aceh Tenggara dan Aceh Tengah) dengan kawasan pantai Barat Selatan, pengembangan kawasan ini menjadi alternatif yang sangat bagus dan ideal dalam rangka mempercepat peningkatan ekonomi jangka panjang, kawasan Abdya yang saat ini sedang berbenah sebagaimana visi misi pemerintahan saat ini, yang menekankan tentang pentingnya peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat, melalui sektor ril pertanian, perkebunan, kelautan, usaha kecil dan menengah, serta memfasilitasi berdirinya lembaga keuangan mikro syariah dan menciptakan peluang kerja baru melalui pemamfaatan potensi daerah yang berbasis kearifan lokal.
Ia mengatakan, dorongan menjadikan Abdya sebagai pusat ekonomi kawasan tentu harus disertai keterpenuhan syarat-syarat lainnya.
Merujuk Tarigan (2005), ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebuah daerah untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, diantaranya: (1) Adanya hubungan internal yang baik antar berbagai sektor ekonomi di daerah tersebut, dimana apabila satu sektor tumbuh akan mempengaruhi sektor lainnya, (2) Adanya efek pengganda (multiplier effect), (3) Adanya konsentrasi geografis, dimana orang-orang yang datang ke daerah tersebut mendapatkan kebutuhan pada lokasi yang berdekatan sehingga hemat waktu, tenaga, dan biaya, dan (4) Bersifat mendorong daerah lain terdekat yang di belakangnya, dimana daerah tersebut dari satu sisi butuh bahan baku dari daerah-daerah lain sekitarnya, dan di sisi lain daerah tersebut menyediakan berbagai kebutuhan untuk pengembangan daerah-daerah atau kabupaten-kabupaten di sekitarnya.
Dia menerangkan, dengan demikian menjadi jelas bahwa inisiatif menjadikan Abdya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan, memerlukan kajian-kajian yang lebih dalam dan holistik. Kemudian disertai dengan kebijakan-kebijakan ekonomi yang mumpuni.
"Berangkat dari pemikiran itu, maka perlu diselenggarakan sebuah seminar yang akan membincangkan desain Abdya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan yang menghadirkan pemerintah, akademisi, dan praktisi. Dan menyandingkan pembahasan ini sebagai salah satu syarat mempercepat pertumbuhan ekonomi serta mengkaji dengan menggunakan pendekatan Syariat Islam," ujar Nazar.
PeTa sepakat bahwa, letak geografis Abdya sangat strategis dan berada pada posisi tengah yang dapat menjadi lumbung energi bidang ekonomi regional, faktor ini terlihat dari jarak tempuh antara lintas kabupaten diantara Nagan Raya, Aceh Barat dan Aceh Jaya hanya membutuhkan waktu lebih kurang 3-4 jam perjalanan. Sedangkan dari Aceh Selatan, Subulussalam, Aceh Singkil hanya membutuhkan waktu lebih kurang 3 jam perjalanan.
"Sementara hubungan dengan pusat industri provinsi Sumatera Utara (Medan), itu membutuhkan waktu lebih kurang 8 jam perjalanan. Disamping itu, Abdya juga sangat potensial dengan hasil bumi yang melimpah seperti Tanaman Pangan, Tanaman Holtikultura dan Tanaman Perkebunan," sebutnya.
Untuk Sektor kelautan Abdya sangat mendukung, baik dari segi hasil tangkap, tambak dan kolam serta pelabuhan pendukung yang dikembangkan akan menjadi salah satu pelabuhan strategis untuk pengembangan ekonomi. Pelabuhan potensial yang sangat cocok dikembangkan adalah pelabuhan Teluk Surin yang letak georafisnya sangat strategis.
"Ini tentunya sangat cocok bagi kawasan ekonomi pantai Barat Selatan Aceh, untuk dijadikan sebagai jalur ekspor-impor peningkatan perekonomian Barat Selatan,"katanya.
Tujuan seminar tersebut dilakukan, kata Nazar, adalah untuk melahirkan Integrasi pembangunan berkelanjutan bidang ekonomi, sesuai dengan Nawacita Presiden Joko Widodo, serta pengembangan lahirnya kawasan Tol Laut diwilayah Aceh sebagai salah satu upaya percepatan peningkatan kesejahateraan publik dan mendorong pengurangan kemiskinan, penurunan angka pengganguran serta sebagai kawasan sentral yang dapat dijadikan lokasi strategis nasional.
Selain itu, katanya, juga untuk mendorong adanya masukan desain dan rencana strategis pengembangan ekonomi kawasan di wilayah Pantai Barat Selatan Aceh, masukan strategis ini akan dijadikan sebagai acuan (road map) untuk pengembangan ekonomi berbasis Syariat Islam dalam rangka percepatan peningkatan kesejahteraan bagi publik dikawasan Pantai Barat Selatan Aceh dan merumuskan lahirnya kebijakan bersama antara pemerintah Aceh yang terintegrasi dengan Pemkab setempat, Aceh Selatan, Nagan Raya, Aceh Jaya, Aceh Barat, Simeulue, Subulussalam dan Singkil.
"Sehingga bisa dijadikan sebagai landasan kebijakan strategis untuk mendorong percepatan lahirnya ekonomi kawasan di wilayah pantai Barat Selatan," katanya.
Kata dia, sebagai pemateri acara tersebut turut hadir Bupati Abdya Akmal Ibrahim, SH, Drs. Sabri Abdul Majid dari provinsi Aceh dan Teten Masduki dari Kepala Staf Kantor Kepresidenan RI di Jakarta, serta beberapa perwakilan elemen dari kabupaten/kota lainya, serta unsur lain yang berkompeten dan berkaitan dalam hal tersebut.
"Undangan sudah kita sebarkan," katanya lagi.
Muhammad Taufik