Anggota Komisi VII DPR Eni Maulani menilai pembangunan kilang-kilang minyak baru oleh pemerintah dan Pertamina merupakan hal strategis yang perlu dilakukan guna mewujudkan kedaulatan energi.
Menurutnya, upaya mewujudkan kedaulatan energi yang menjadi salah satu janji Presiden Jokowi sejauh ini belum sepenuhnya terealisir. "Bongkar pasang kabinet di sektor ini juga belum menunjukkan terobosoan yang signifikan dalam hal ketahanan energi," katanya di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, ada persoalan serius dalam soal energi, khususnya bahan bakar minyak (BBM). Saat ini konsumsi BBM nasional sekitar 1,6 juta barrel per hari. Sementara kemampuan memproduksi BBM hanya sekitar 800.000 barel per hari sehingga sisanya didapat dari impor.
"Dengan kebutuhan BBM yang terus mengalami peningkatan rata-rata 8 persen pertahun, maka diproyeksikan total kebutuhan BBM nasional pada tahun 2025 akan mencapai 2,6 juta barrel per hari," ujarnya.
Ketua DPP Partai Golkar ini menambahkan, dalam kondisi seperti itu, maka satu hal yang harus menjadi keharusan adalah pembangunan kilang-kilang minyak. Ini adalah langkah strategis yang saya kira harus dilakukan pemerintah bersama Pertamina. Dengan pembangunan kilang minyak baru, Pertamina diharapkan dapat memproduksi BBM menjadi 2 juta barrel perhari pada selambat-lambatnya 2025.
"Dengan kebijakan ini, pada masa mendatang Indonesia tak perlu lagi impor BBM, tetapi cukup minyak mentahnya saja," katanya.
Ketua Umum LPM mengingatkan, pembangun kilang minyak harus menjadi agenda mendesak yang harus segera dilakukan pemerintah bersama Pertamina sebagai satu-satunya BUMN yang bertanggungjawab dalam hal pengadaan energy.
"Kebijakan pembangunan kilang minyak menjadi mendesak karena hampir sebagian besar kilang minyak yang ada di Indonesia umurnya sudah 30 tahun dan hanya mampu mengolah minyak mentah menjadi produk BBM hanya sekitar 800 ribu per barrel per hari," pungkasnya.