Powered by Blogger.

Mobile Menu

Bola

ShowBiz

Bisnis

Asian Games 2018

CPNS 2018

Liputan9

Liputan9
Liputan9

Menu Bawah

Populer

Follow Us

Advertisement

Top Ads

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

More News

logoblog

Pengesahan RUU Terorisme Dikebut Sebelum Lebaran

30 May 2017

Anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha optimistis pembahasan RUU Terorisme bisa diselesaikan dalam bulan Ramadan ini. Ditegaskannya keterlibatan TNI dalam penanganan terorisme tidak perlu lagi diperdebatkan.

"RUU kita akan upayakan selesai bulan Ramadan ini. Isu-isu krusial soal keterlibatan TNI tidak perlu lagi dipersoalkan, intinya kita dukung keterlibatan TNI," katanya kepada wartawan.

Syaifullah menerangkan, pelibatan TNI dalam penanganan terorisme sangat penting. Sebab, TNI memilik infrastruktur dan sumber daya manusia yang tersebar luas hingga pedesaan.

"Kalau Polisi sampai tingkat polsek. Kalau TNI dia punya Babinsa yang ada hingga desa - desa terpencil. TNI juga memiliki matra laut, udara yang kapabel," ujarnya.

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen ini menjelaskan, di negara manapun personil angkatan dilibatkan dalam penanganan terorisme.

"Kekhawatiran pelibatan TNI melanggar HAM atau dijadikan alat oleh penguasa tidak perlu lagi diperdebatkan. TNI itu milik rakyat dan mereka profesional," cetusnya.

Syaifullah mengusulkan, untuk memperkuat peran TNI dalam pemberantasan terorisme, dibuat pemekaran struktur komando di daerah-daerah.

"Saya usul kodam - kodam di TNI di tambah tiap propinsi dibentuk. Dengan adanya kodam di setiap propinsi koordinasi dan pergerakan personil bisa lebih mudah dan fleksibel," jelasnya.

Dia menambahkan, ke depan yang lebih perlu diatur adalah soal isu penggunaan anggaran penanganan terorisme. Diusulkan, dana penanganan terorisme tidak boleh berasal dari pihak asing. "Bantuan dana dari luar dikhawatirkan menimbulkan konflik kepentingan dan intervensi dari negara donatur," ingatnya.

Syaifullah tak lupa mengingatkan, pemberantasan terorisme jangan hanya dikaitkan dengan gerakan Islam radikal, tapi juga harus diwaspadai dari kelompok sekuler radikal.

"Gerakan hedonisme yang dipropagandakan kelompok sekuler radikal sesungguhnya juga teror terhadap bangsa dan negara ini," pungkasnya.