Powered by Blogger.

Mobile Menu

Bola

ShowBiz

Bisnis

Asian Games 2018

CPNS 2018

Liputan9

Liputan9
Liputan9

Menu Bawah

Populer

Follow Us

Advertisement

Top Ads

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

More News

logoblog

Ekslusif Habib Novel: Pizza Hut, Hingga Naik Haji

04 January 2017
Selain pernah tiga tahun bekerja di restoran cepat saji Pizza Hut, Sekretaris Jenderal DPD FPI DKI Jakarta Habib Novel Bamukmin ternyata juga pernah bekerja di perusahaan milik non muslim lain, yaitu PT Multi Laras.

Bahkan di perusahaan yang bergerak di bidang ekspedisi dan ekspor-impor itu Ia diberikan hadiah Ongkos Naik Haji (ONH) plus oleh bosnya yang notabene adalah keturunan Tionghoa. Di perusahaan ini, Ia mendapat kepercayaan memegang bagian keuangan.

"Hingga kemudian saya izin mengundurkan diri, karena ingin konsentrasi dakwah. Dari tahun 2010 saya sudah tidak pernah kerja lagi," cerita Novel, ketika dihubungi tadi malam.

Seperti diketahui, sindiran pedas terdakwa kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Agama alias Ahok yang menyebut Novel sengaja menyamarkan tempat sebelumnya yakni Pizza Hut menjadi Fitsa Hat di BAP (Berita Acara Pemeriksaan) menjadi viral di sosial media. Ahok menilai Novel enggan mengungkap jelas tempat kerjanya karena malu dipimpin oleh pemimpin yang tidak seiman.

Benarkah Novel malu bekerja di perusahaan yang dipimpin non Islam?

Berikut wawancara selengkapnya;

Ahok mempersoalkan data pekerjaan anda yang salah tulis, dari Pizza Hut menjadi Fitsa Hat, yang kemudian menjadi viral di sosial media. Itu benar sengaja anda samarkan?
He-he-he... Ya ini kan data pribadi saya. Itu sebenarnya di luar konteks dari pada BAP dakwaan Ahok. Seharusnya pengacara atau penasehat hukum Ahok kan udah tahu. Bisa menasehati Ahok. Mana ada orang yang disidik ngetik sendiri. Diketik sama Polisi. Yang ngetik Polisi, yang dibully saya jadinya. Yang ngetik Polisi, saya yang jawab.

Tapi kok bisa salah?
Memang kebeneran yang ngetik ini senior, AKP Parmadi. Saya rasa mau pensiun kali. Dia nggak ngerti tulisan Pizza Hut itu bagaimana. Ya udah saya pikir sudahlah. Memang nggak nanya sih, barangkali memang benar-benar nggak tahu, memang benar-benar awam. Kalau ditanya kan saya jelasin. Ini kan karena nggak ditanya. 

Anda nggak periksa?
Karena kan 10 jam itu, BAP nya, lama. Dari jam 10 pagi sampai jam 8 malam. Pada kecapean. Saya periksa, saya koreksi. Ada tiga kali atau empat kali itu (dikoreksi). Itu ternyata ada satu yang luput. Setelah dibaca, baru saya ngeh. Karena saya megang BAP juga baru semalam dapet melalui email, diemail sama Jaksa ini BAP nya. Itu kan sudah berapa bulan yang lalu, saya sudah lupa.

Tapi sudah tanda-tangan?
Saya sudah koreksi, tapi kan nggak semuanya. Kalau salah, satu dua huruf itu mah biasa lah dalam BAP. Nggak bisa sempurna banget. Seharusnya kan tahu, lagipula itu data buat data pribadi saya. Kecuali nama yang harus penting sebagai alat bukti. Kalau ini kan data riwayat pribadi saya, apa hubungannya. Nah disitu harusnya jangan dikomentari, nggak usah dikritisi.

Barangkali Ahok merasa penting mempersoalkan ini, karena dianggap berkaitan dengan Al-Maidah ayat 51?
Itu karena panik saya serang mulu Ahok itu yang katanya nggak ada kesengajaan, nggak ada maksud saya patahkan. Karena Ahok ini ternyata saya beberkan 10 kali menyerang Al-Maidah. Mungkin kalau pengacara kan gitu. Nggak ada alat bukti kuat, kredibilitasnya pelapor disikat. Karena Ahok punya media, dimanfaatinlah. 

Tapi apa benar anda malu bekerja di Pizza Hut?
Nah, di sini kalau saya malu saya nggak perlu tulis Pizza Hut-nya, saya hapus aja. Atau saya bilang nggak pernah kerja. Atau nggak perlu riwayat kerja, selesai kan. Tapi kan saya tulis. Kemudian Ahok berkomentar saya sengaja menulis itu untuk menutupi atau saya malu bekerja sama perusahaan punya orang Amerika yang kafir. Karena saya membacakan surat Al-Maidah, fatwa MUI itu nggak boleh memilih pemimpin kafir. Nah Ahok bermain lagi di sini dengan Al-Maidah.

Kenapa memangnya?
Saya keberatan, jangan pernah komentarin kitab suci yang bukan kitab sucinya. Anda tidak punya kapasitas, saya tunjuk mukanya Ahok. Jangan pernah anda berkomentar. Anda nggak punya hak membawa-bawa Al-Maidah. Dengan tuduhan saya malu bekerja dengan orang kafir, Ahok bermain lagi Al-Maidah, dia nggak ngerti tafsirnya kemana. Diambil sikap sendiri, bahwa saya katanya malu. Loh, saya yang tulis kok kau tahu saya yang malu. Lucu... He-he-he.

Jadi bagaimana ini selanjutnya?
Nah besok saya lapor lagi, InsyaAllah. Dengan pencemaran nama baik dan fitnah. Saya lapor untuk ke 10 kali. Karena Ahok sudah menyerang Al-Maidah, sebelum saya laporkan sudah diserang empat kali, sesudah itu Ahok menyerang lagi Al-Maidah tiga kali. Dan saya meminta kepada hakim, berkas pengajuan untuk Ahok dipenjara. 

Kan sudah jelas alasan kenapa Ahok tidak ditahan?
Ahok ini nggak ditahan karena ada jaminan, yang dijamin bahwa Ahok nggak akan mengulang perbuatannya kembali. Yang kedua, Ahok tidak menghilangkan barang bukti, kemudian bahwa Ahok tidak melarikan diri. Nah ini kan dua terpenuhi, saya juga meminta keadilan. Karena posisi yurisprudensi, nggak ada satupun penista agama, nggak ada yang diberikan ini hak. Kemudian Ahok sudah mengulangi perbuatan yang sama dalam tiga kali. Karena sesudah saya laporkan enam Oktober, Ahok tujuh Oktober nyerang lagi Al-Maidah.

Yang diserang apanya?
Bahwa yang memakai Al-Maidah pengecut, rasis. Kemudian aksi 411 yang membela Al-Qur'an itu adalah bar-bar, bahkan dikatakan itu dibayar Rp 500 ribu, juga kami laporkan. Ketika sidang, eksepsi, pembacaan nota keberatan Ahok menyerang lagi Al-Maidah. Al-Maidah itu adalah pemecah belah rakyat, saya laporkan lagi. Gitu. Mulutmu harimau mu lah kalau kata orang.

Terus, yang terkait Pizza Hut ini dilaporkan juga?
Iya. Karena dibilang saya malu kerja sama orang (non muslim). Kalau saya malu ngapain (ditulis). Bahkan setelah bekerja di Pizza Hut tiga tahun, saya justru lama bekerja dengan orang kafir, China Kafir. Sampai saya dinaikkan haji, ONH plus. Sama bos saya. 

Bos yang di perusahaan mana itu?
Di PT Multi Laras. Itu perusahaan ekspedisi, ekspor impor. Yang punya Chinese, non Islam. Mereka simpati, pegang prinsip: Ibadah-ibadah, kerja-kerja. Perjuangan-perjuangan, tapi kagak ganggu kerja, gitu.

Terus sekarang berhenti?
Karena bangkrut, ya bubar. Saya sampai dipertahankan sendiri lho, karena saya dipercaya megang keuangan. Hingga kemudian saya izin mengundurkan diri, karena ingin konsentrasi dakwah. Dari tahun 2010 saya sudah tidak pernah kerja lagi.

Kalau di Pizza Hut, kenapa keluar?
Ya saya keluar sendiri, mengundurkan diri. Karena saya dapet pekerjaan (baru). Ya kerjaan Multi Laras itu. Saya kerja cuma dua kali, ya di Pizza Hut sama yang di Multi Laras, udah. Kemudian setelah itu, dakwah.

Menurut pandangan anda, kerja sama orang non muslim itu bertentangan nggak dengan surat Al-Maidah?
Nah itu dia, kan saya sebutkan Ahok ini menyerang Al-Maidah tentang kepemimpinan dianggap nggak boleh (kerja dengan non muslim) itu salah. 

Jadi?
Sudah lama ini saya sampaikan, ketika sejak di Bawaslu. Al-Maidah itu sendiri untuk konteks kepemimpinan kedaulatan kenegaraan, kepemerintahan. Itu pun di wilayah mayoritas (muslim), di minoritas tidak berlaku. Jadi nggak perlu tersinggung, di daerah mana pun itu hak mereka, kita nggak boleh ganggu lah. Lakum dinukum waliyadin: Untuk mu agama mu, Untuk ku agama ku. Itu bentuk dari pada toleransi, pluralitas, kemajemukan, kebhineka tunggal ika-an. Kalau urusan kerja, bebas. Justru kita saling melindungi, selama saling menghormati. Tidak mengganggu dalam hal ibadahnya. Mereka-mereka ibadah, kebaktian, hari minggu. Saya juga punya pengajian di kantor, saya pimpin. Nggak ada masalah, indah. Yang penting kerja jujur, benar. Yang lebih aja kita pulangin, apalagi kita tidak korupsi. Kelebihan barang aja kita pulangin.

Setelah tidak kerja lagi, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat dari mana?
Ya Alhamdulillah, dari situ (PT Multi Laras) saya dapat materi, dapat fasilitas sampe pergi haji, ya cukuplah saya bilang urusan dunia. Sekarang saya mau uruskan urusan akhirat. Umur 20 sampai 40 tahun kerja, 40 ke atas insyaAllah tinggal dakwah sajalah.

Terakhir, apa hal penting yang ingin anda sampaikan?
Saya minta Ahok ditahan. Karena melakukan perbuatan kembali, dan untuk memenuhi rasa keadilan. Dan Ahok ternyata menolak semua daripada yang saya sampaikan. Tapi yang di Pulau Seribu, Ahok mengakui hadir, mengatakan apa yang dikatakan itu cukup buat kami. Bahwa di situlah Ahok menistakan agama. Sudah cukup, nggak perlu saksi-saksi lain. Tidak menolak semuanya. Dalam hal menolak semuanya, berarti benar-benar itu adalah suatu kebencian disampaikan ujaran kepada saya. Bahwa saya, pergerakan, Ormas, dan FPI menyatakan nggak berhak menyampaikan argumentasi dari pada isi di BAP itu. Tapi ternyata akhirnya dengan malu dia terima bahwa saya (Ahok) ada di lokasi.

Foto: Harian Rakyat Merdeka