Keuchik Gampong Rukoen Damee mengajak masyarakat nya untuk menjadi petani jagung hibrida, program tersebut telah di mulai galakkan nya sejak Juni 2018 dan dengan hasil yang maksimal, ini disampaikannya, Kamis (28/2/2019).
Menurut Keuchik Rukoen Damee, Munawar, S.TP mengatakan bahwa selama ia menjadi pejabat Keuchik setempat telah menjalankan program tanam jagung hibrida itu sejak awal ia menjabat tahun 2018 lalu.
"Alhamdulillah ini tanam jagung hibrida yang kedua, karena masa tanam nya pun tidak lama, empat bulan sejak perencanaan hingga panen," ungkap Keuchik Rukoen Damee, Munawar, S.TP kepada IstanaPos.com.
Keuchik Munawar pun tambah semangat ketika tanam jagung pertama dengan petani setempat itu karena mendapatkan hasil yang memuaskan, sehingga tahun kedua ia menjabat Pj kembali menanam jagung di lahan seluas 10 hektar lebih tersebut.
"Musim tanam ini atas nama MMJ, karena anggaran nya dari MMJ, sedangkan musim tanam lalu itu menggunakan anggaran pemberdayaan masyarakat dari dana desa," sebut Keuchik Munawar.
Sambung Munawar, tak sekedar masa tanam nya tiga kali dalam setahun, tapi juga modal tanam jagung pun tidak memerlukan anggaran yang besar.
"Karena tanam jagung dalam setahun bisa tiga kali panen, dengan perencanaan dan masa kerja yang relatif singkat, juga dengan modal yang lebih sedikit," ujarnya.
Sambil mengelilingi lahan jagung MMJ, Keuchik Munawar juga menyampaikan harga jagung yang sudah kering, baik harga lokal maupun penampung di luar (Medan). Sehingga ia meyakini petani jagung akan mendapatkan hasil yang maksimal jika harganya pun sesuai.
"Harga kering jagung pipil Rp. 4.025 per kilogram, itu jika harga di gudang (di Medan), tapi harga standar di Abdya dibawah 3.500 per kilogram," kata Munawar.