Home ›
Pasokan Air Bersih Ditunggu-tunggu Warga Palu
■ Oleh: Muhammad - 08 November 2018PALU - Sekali lagi, mata bor bergetar tak karuan, tanda ada batu cadas yang menghalangi. Meski tertahan, mata bor enggan berhenti, terus berputar menambah sekian sentimeter per menit. Suara deru mesin diesel solar bergemuruh hebat. Oli yang menetes, asap mengepul tebal, dan panas yang terik, menjadi latar. Tiga pekerja yang mengawasi kerja mata bor, penuh peluh di kening. Siang yang terik di Kelurahan Duyu, tak menyurutkan semangat mereka untuk terus bekerja.
“Masih lumpur yang keluar, baru lima meter. Bisa jadi sampai puluhan meter. Kami belum tahu pasti berapa dalamnya sampai air keluar,” ujar Amir (55) lelaki asli Suku Bugis, salah satu pekerja yang bertugas mengawasi kerja mesin diesel pengeboran sumur. Senin (5/11), kami, Tim ACTNews, bertemu dengan Amir di salah satu sudut belakang kompleks Hunian Nyaman Terpadu (Integrated Community Shelter/ICS) Aksi Cepat Tanggap (ACT), di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu.
Amir masih penuh dengan peluh, hampir tengah hari ia dan dua orang kawannya tak henti menatapkan matanya pada pipa-pipa yang terhubung langsung dengan mata bor. Pipa dengan masing-masing panjang tiga meter itu nantinya bakal terus disambung, kelipatan tiga meter terus hingga puluhan meter, menunjam dan berputar perlahan ke dalam tanah.
“Perkiraan kami sekarang, sekitar 40 meter baru dapat air. Insya Allah, semoga bisa segera menemukan airnya,” harap Amir.
Ikhtiar Amir dan dua orang kawannya kini benar-benar ditunggu oleh puluhan kepala keluarga yang menghuni tenda-tenda terpal di sekelilingnya, mereka adalah penyintas gempa dan likuefaksi. Rumah mereka sebagian besarnya hancur, rata dengan tanah diguncang gempa juga digulung likuefaksi. Sudah sebulan berselang pascabencana besar Jumat (28/9) lalu, air bersih pun menjadi masalah pelik, termasuk di Kelurahan Duyu.
Sementara proses pembangunan Hunian Nyaman Terpadu - ACT di Kelurahan Duyu sedang bergulir, sejumlah keluarga penyintas gempa dan likuefaksi memilih menunggu di dalam tenda-tenda terpal di sekeliling. Tidur apa adanya, makan apapun yang bisa digoreng atau direbus, dan menunggu air bersih kiriman datang untuk mandi atau mencuci.
“Hunian pengganti sudah hampir rampung di Duyu, tinggal urusan air bersih yang sedang diikhtiarkan bersamaan. Selama sebulan terakhir, air bersih yang ditunggu-tunggu hanya berasal dari kiriman mobil tangki yang dipasok oleh Tim Air Bersih - ACT,” ujar Dede Abdulrahman, Koordinator Pembangunan Hunian Nyaman Terpadu ACT di Kota Palu