"Ayah atu... Ayah atu... Maksudnya ayah nomor satu, ayah nomor satu," cerita Jainal Aripin menirukan suara buah hatinya. Ia juga menunjukkan foto bocah laki-laki yang lucu di wallpaper telepon selulernya ketika berbincang dengan IstanaPos.com di Solo, Jawa Tengah belum lama ini.
Di sela-sela waktu latihan dan pertandingannya, Ia mengaku kerap melakukan video call dengan anak dan istrinya. Keduanya adalah tambahan suntikan semangat baru bagi Jainal.
Tahun 2006 silam, kedua kaki bekas buruh pabrik di Cikarang, Jawa Barat ini terpaksa diamputasi karena kecelakaan. Ketika itu usianya masih 18 tahun.
Pria berperawakan tinggi besar ini saat itu mencoba menyalip truk yang ada dihadapannya. Sayang Ia kemudian tersenggol bus dan kedua kakinya terlindas. Ketika mencoba bangun, ia mendapati kedua kakinya hancur. Bahkan, salah satu kakinya putus terlindas truk.
"Hancur kedua-duannya," kata Jainal menunjukkan kedua kakinya, yang ketika itu duduk di kursi roda.
Tak ada pilihan lain, kaki anak sulung dari tiga bersaudara ini kemudian harus diamputasi. "Paman saya yang tanda tangan (surat persetujuan operasi), ibu saya tidak tahu. Ibu baru tahu kondisi saya seminggu setelah saya diamputasi," kisahnya.
Tentu tidak mudah menerima kenyataan dari pria normal menjadi 100 persen tuna daksa. Ibunya drop, apalagi Jainal. Butuh waktu untuk kembali bangkit.
Terjun ke dunia atlet bermula dari perjumpaannya dengan pemotor roda tiga di sebuah bengkel. Melihat Jaenal berkursi roda, kenalannya itu mengajaknya bergabung di National Paralympic Committee (NPC) daerah di Bandung, Jawa Barat. Orang yang paling mendukungnya saat itu adalah sang ibu. "Beliau selalu nyiapin bekal kalau pergi latihan," tandasnya.
Jainal kemudian diarahkan untuk mengikuti balap kursi roda sampai bisa berprestasi seperti saat ini. Ia pertama kali tampil di Pekan Paralimpik Daerah (Peparda) di Bekasi dan langsung mendapatkan tiga medali emas yang membuatnya dipromosikan masuk pelatnas.
Setelah itu Ia mewakili Indonesia di Asean Para Games di Singapura 2015 untuk pertama kali. Dari sana, Ia membawa pulang dua perak dan satu perunggu dari Negeri Singa itu. Ia juga mendulang emas di Beijing 2018 World Para Athletics Grand Prix kelas T54 di nomor 200 meter Kursi Roda.
Jika bisa kembali mendulang medali emasi di Asian Para Games 2018, Ia akan diganjar bonus yang sama dengan atlet Asian Games 2018 yaitu Rp1,5 milyar.
"Saya paling bahagia saat dengar ibu merasa bangga sama saya. Itu yang bikin saya bahagia dan itu yang memacu saya," ujarnya.
Meski kehilangan dua kakinya, Jainal merasa bersyukur atas kehidupannya saat ini. Selain karier yang bagus, ia juga sudah berkeluarga.
Jainal kini tengah menjalani pemusatan latihan di Solo jelang Asian Para Games 2018 yang digelar di Jakarta 6-13 Oktober mendatang. Ia berharap dukungan dan doa masyarakat Indonesia agar bisa mempersembahkan prestasi terbaik. (*)