Turnamen tahunan Oralexis-Muq 2018 sudah berlalu, namun aura kompetisi masih terasa hingga detik ini, terlebih bagi tim yang hampir saja meraih gelar juara Aqua.Fc. Seakan tak percaya, gelar juara yang sudah didepan mata usai menyamakan kedudukan 2 sama lewat kapten mereka Ziyat Tepez. Namun hasil akhir Aqua.Fc harus puas diposisi ke-2 akibat fisik yang mulai menurun.
Manager tim Aqua.Fc Muksin Tanner Mengatakan, pertandingan final minggu 16 September kemarin berjalan dengan tensi tinggi. Terbukti benturan-benturan keras kerap terjadi dari awal laga hingga peluit akhir. Bahkan, wasit pun sedikit kewalahan dalam mengawal langsungnya pertandingan.
"Terkait tensi permainan memang harus diakui sangat tinggi, apalagi posisinya partai final, malah sempat beberapa kali benturan keras nggak bisa dihindari menit-menit akhir pertandingan. Bahkan, wasit pun mengakui sedikit kewalahan dipartai puncak, permainan kedua tim pun jauh lebih cepat dari babak penyisihan," ucapnya.
Mengenai hasil akhir yang mengecewakan, Tanner mengakui, faktor fisik menjadi titik lemah yang membuat anak asuhnya harus puas diposisi ke-2. Menurutnya, fisik menjadi kunci disetiap permainan, bukan hanya futsal, seluruh cabang olahraga pun fisik menjadi penentu hasil akhir. Tanpa fisik, skema permainan yang diracik, tidak akan berjalan maksimal.
"Ini memang harus diakui, fisik menjadi faktor utama yang menjadi sorotan pada pertandingan kemarin, terlihat memang sangat kewalahan para pemain kita, apalagi futsal setiap detik harus bergerak tanpa henti. Makanya saya tegaskan, fisik itu kunci untuk berjalannya strategi yang kita terapkan, tanpa fisik omong kosong," pungkasnya saat dihubungi melalui telepon.
Mengenai tim lawan, secara terpisah kapten Aqua.Fc Ziyat Tepez juga mengakui, soal fisik tim musuh sedikit lebih siap di turnamen kali ini. Terbukti, meskipun sempat tertinggal 0-2 dan berhasil menyamai kedudukan menjadi 2-2, namun akhirnya Pujangga.Fc menang, dan kans juara pun hilang.
"Seperti yang dikatakan coach Tanner usai laga kemarin, kita kalah di fisik, dan itu sulit dihindari, melihat yang dilawan lebih muda dan punya semangat tinggi, tapi secara skill kita masih seimbang. Buktinya, sempat ketinggalan kita coba gedor dan bisa imbang 2-2, lagi-lagi soal fisik tadi akhirnya strategi yang sudah diterapkan pelatih, pelan-pelan hilang karena nggak didukung fisik yang mempuni, akhirnya kans juara pun harus rela terlepas," tegasnya.(*)