Powered by Blogger.

Mobile Menu

Bola

ShowBiz

Bisnis

Asian Games 2018

CPNS 2018

Liputan9

Liputan9
Liputan9

Menu Bawah

Populer

Follow Us

Advertisement

Top Ads

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

More News

logoblog

Tak Ada Wi-Fi di Venue, Jurnalis Asing Kalang Kabut

24 August 2018
Raut wajah salah satu reporter senior media olahraga di Inggris tampak tegang, sambil menatap serius permukaan wadah steorofom mie instan. Ia terus menyendok isinya dengan tatapan nanar.

Entah takjub dengan rasa mie instan favorit kebanyakan anak kos Indonesia, yang kali ini menjadi sponsor resmi Asian Games 2018, entah lagi memikirkan hal lain.

Yang pasti, setelah basa-basi dan berkenalan, satu kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah keluhan. Ia waktu itu mengeluhkan tidak adanya jaringan Wi-Fi di stadion akuatik.

"Tidak ada Wi-Fi di venue akuatik. Makanya saya harus ke sini (Media Press Center, red)," kata Etchells Daniel jurnalis media olahraga Inggris, Inside the Games ketika berbincang dengan IstanaPos.com belum lama ini.

Memang beberapa waktu lalu, masalah koneksi internet di komplek Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, bahkan termasuk di Media Press Center (MPC) kerap kali bermasalah.

Para volunteer yang stand-by di MPC tak bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Ketika dikomplain beberapa kali mengaku pasrah dan angkat tangan. Mereka hanya kembalu menyodorkan username dan password Wi-Fi yang kadang hidup, kadang mati.

Di grup whatsapp pers INASGOC, keluhan yang sama juga mengemuka. Pantauan IstanaPos.com, beberapa kali petugas Telkomsel selaku salah satu perusahaan telekomunikasi milik BUMN yang menjadi sponsor Asian Games dikerahkan ke MPC. Mereka tampak melakukan perbaikan.

Tak bisa dipungkiri, internet kini menjadi menjadi kebutuhan mendasar para wartawan era millenial. Apalagi untuk wartawan asing yang akan mengirimkan file-file berukuran besar baik berupa foto maupun video ke medianya.

Selain buruknya akses internet, jebolan Universitas Huddersfield jurusan Media dan Jurnalistik Olahraga ini juga menyoroti masih semrautnya lalu-lintas di Jakarta.

Dengan kondisi seperti itu, Ia mengaku pesimis Indonesia bisa lolos dari promosi sebagai tuan rumah Olimpiade selanjutnya.

"Bukan cuma memperbaiki manajemen lalu-lintas dan infrastruktur transportasi semata. Akan tetapi yang menjadi PR besar Indonesia adalah bagaimana mengubah mental dan perilaku para pengendaranya," kata mantan jurnalis olahraga BBC dan portal resmi Manchester United ini.

Selain masaalah akses internet dan transportasi, selebihnya kata Etchells: so far so good. Ia bahkan memuji salah satu hotel mewah tempat dia menginap.

"Pelayanannya cukup baik, dan saya merasa nyaman di sana. Tapi tarifnya sangat murah, itu menakjubkan bagi saya," pungkas Etchells. (*)