Powered by Blogger.

Mobile Menu

Bola

ShowBiz

Bisnis

Asian Games 2018

CPNS 2018

Liputan9

Liputan9
Liputan9

Menu Bawah

Populer

Follow Us

Advertisement

Top Ads

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

More News

logoblog

Pemkot Langsa Tak Punya Anggaran Tangani Gepeng

14 January 2018
Merajalela mungkin sudah sepatutnya kita keluarkan kata itu untuk Gelandangan dan Pengemis (GEPENG) yang ada seputaran Kota Langsa. Rangkaian diatas, bukan tidak memiliki dasar, seperti halnya di warung kopi (warkop), yang sudah menjadi target bagi para Gepeng. 

Setiap harinya, tak sedikit Gepeng yang datang bergantian, keluar masuk warkop. Sesekali mereka terlihat  seperti menerapkan budaya ngantri dalam beraksi, karena sangat jarang masuk bersamaan dalam sebuah tempat, baik warkop, rumah makan ataupun tempat lainnya.

Akibatnya, para pengunjung merasa terganggu dengan adanya mereka. Bahkan, beberapa diantara gepeng tak ingin berpindah tempat jika belum diberikan uang. Parahnya lagi, sudah menjadi profesi bagi mereka untuk memanjakan tangannya selalu dibawah. Dan setiap harinya dengan wajah yang sama pula keluar masuk untuk meminta-minta.

Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Langsa Mursyidin Budiman saat ditemui ruang kerjanya mengaku, pihaknya sudah berupaya untuk pencegahan berkeliarannya para gepeng dan menangkap serta memulangkan ke daerah tempat asal mereka. Namun, tetap saja mereka kembali. "Biasanya kita adakan penjaringan, selesai kita dapat biasanya mereka kita pulangkan, tapi yang namanya sudah jadi profesi pasti mereka kembali lagi," tuturnya.

Saat disinggung soal penanggulangan para gepeng, dirinya mengaku Pemkot Langsa tidak memiliki anggaran terhadap penanganan para gepeng. Selama ini, para gepeng yang sudah ditangkap hanya dilepas begitu saja, karena tidak memiliki anggaran untuk pembinaan, "Ini memang yang tengah kita pikirkan, karena tidak mungkin ditangkap mereka dibiarkan dalam satu tempat penampungan, artinya ada konsumsi yang menjadi kewajiban kita untuk mereka selama di penampungan dan pembinaan, makanya selama ini kita selesai razia, kita lepas, kalau yang jauh kita tanggung biaya transportasi malah," ucapnya.

Lanjutnya, para pengemis yang berkeliaran kawasan kota Langsa, rata-rata mereka bukan warga asli kota Langsa. Hal ini terbukti beberapakali usai melakukan razia, diantara mereka bahkan ada yang berstatus penduduk asli Sumatra Utara, "Memang kita akui gepeng saat ini berkeliaran, tapi yang harus juga diketahui, bahwa banyak juga para gepeng ini datang dari luar daerah, bahkan dari Medan pun ada, jelasnya.

Sebagai informasi, menurut data yang dihimpun, saat ini gepeng yang berstatus asli penduduk kota Langsa hanya 15 orang, "Kalau asli warga Langsa cuma 15 orang lah, itu data yang kami punya," tutupnya.

TIM IstanaPos.com