Pengembangan olahraga tradisional seperti pencak silat dan sepak takraw oleh pemerintah pusat dan daerah saat dirasakan semakin tidak optimal. Bahkan jauh panggang dari api atau tidak sesuai harapan.
Anggota Komite III DPD RI Asal daerah pemilihan provinsi Aceh Rafli menyampaikan, pemerintah seharusnya serius mengembangkan olahraga tradisional Indonesia seperti silat gelombang atau pencak silat.
"Olahraga tradisional silat gelombang di daerah saya sekarang sudah mulai punah, anak-anak zaman sekarang bahkan sudah tidak tahu," kata Rafli saat berbicara dalam Rapat Dengan Pendapat Umum (RDPU) Komite III DPD RI bersama dengan Ketua Umum Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Noor Aman dan Ketua Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia (Apkori) Profesor Djoko Pekik Irianto.
Rafli menjelaskan, untuk membangun sistem keolahragaan nasional yang baik dan membanggakan, pemerintah harus memiliki orientasi yang jelas dan selaras dengan nilai-nilai nasionalisme.
"Mengembangkan olahraga tradisional itu bukan hanya melestarikan nilai budaya, tapi juga bisa menciptakan atlet profesional yang berprestasi dan membanggakan bangsa dan negara," katanya.
Di tempat yang sama, Senator asal Sumatera Utara Dedi Iskandar Batubara memandang pengembangan olahraga tradisional harus lebih digalakkan. Alasannya, lebih berpotensi membawa prestasi dan nama baik bangsa Indonesia.
"Lebih baik kita spesifik kembangkan olahraga tradisional kita sendiri, seperti Takraw dan Pencak Silat daripada kita kembangkan olahraga yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia," cetusnya.
Dedi menerangkan, kultur olahraga Indonesia tidak bisa disamakan dengan di negara Eropa, Afrika ataupun Amerika. Masing-masing memiliki ciri khas dan kultur tersendiri.
"Buat apa kita habis energi dan anggaran untuk kembangkan olahraga yang tidak akan membawa prestasi yang membanggakan bagi bangsa dan negara," tuturnya.