Powered by Blogger.

Mobile Menu

Bola

ShowBiz

Bisnis

Asian Games 2018

CPNS 2018

Liputan9

Liputan9
Liputan9

Menu Bawah

Populer

Follow Us

Advertisement

Top Ads

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

More News

logoblog

PPP Tegaskan Islam Tak Bisa Diidentikkan Dengan Teror

27 November 2017
Wakil Ketua Umum PPP yang juga anggota Komisi I DPR Arwani Thomafi mendorong pemerintah dan dunia Islam melawan kelompok  yang menjalankan aksi teror mengatasnamakan Islam.

Arwani menegaskan, aksi bom yang terjadi di Masjid Ar Raudah di Sinai Utara, Mesir yang menewaskan sedikitnya 305 jiwa menegaskan aksi teror sama sekali tidak terkait dengan Islam. 

"Terang sekali bahwa korban dan segala kerugian berada di pihak Islam. Kelompok yang menjalankan aksi teror tersebut jelas tidak mewakili siapapun dalam Islam," katanya kepada wartawan, Senin (27/11).

Menurutnya, aksi teror di Mesir harus dilawan secara bersama-sama khususnya oleh negara-negara Islam karena secara nyata telah merugikan Islam secara keseluruhan. 

Arwani mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan tindakan nyata dengan membuat formula untuk mengatasi aksi teror yang difokuskan memberi perlindungan terhadap masyarakat dari ancaman teror yang sewaktu-waktu bisa muncul dan mengancam semua negara, tanpa pandang negara dan tempat. 

"PPP mendorong negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) termasuk pemerintah Indonesoa untuk mengambil inisiatif konkret melawan gerakan kelompok teror yang mengatasnamakan Islam dengan menggalang kekuatan antarnegara karena gerakan teror ini nyatanya merupakan gerakan global," cetusnya.  
Politisi asal Rembang ini juga mendorong aparat keamanan di Tanah Air untuk tetap wasapda dan melakukan deteksi dini atas potensi munculnya teror khususnya menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru yang kerap dijadikan momentum kelompok teror untuk melakukan aksinya. 
Dia mengimbau ormas-ormas keagamaan di Tanah Air melakukan komunikasi intensif dengan kelompok sipil berbasis keagamaan di negara-negara Islam untuk menguatkan penyebaran paham keagamaan yang moderat.

"Kami juga mendorong dialog antar agama untuk meminimalisir gerakan teror yang dibalut dengan isu agama," pungkasnya.