Ketua DPP PKS yang juga anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsyi meminta Kapolri Tito Karnavian mencopot anak buah yang terindikasi melukai perasaan umat Islam dalam kasus terorisme.
"Contoh apa yang disampaikan Kapolres Dharmasraya, AKBP Roedy Yoelianto, saat diwawancarai oleh stasiun televisi sangat melukai hati ummat Islam. Kapolres itu menyatakan bahwa teriakan takbir adalah indikasi teroris, saat menjawab pertanyaan pembawa acara," katanya kepada wartawan.
Menurutnya, pernyataan Kapolres Dharmasraya tersebut sangat menyakitkan ummat Islam, karena takbir adalah bagian dari ibadah shalat.
"Keterlaluan mengaitkan takbir dengan tindakan teroris. Ini tidak boleh dibiarkan. Penegak hukum harusnya menjadi tauladan," ujarnya.
Aboe meminta Kapolres Dharmasraya dicopot terlebih dulu, untuk diberikan pembinaan. Jangan sampai statement yang tidak tepat tersebut akan menggerus simpati masyarakat kepada institusi Polri. Diingatkannya, pimpinan polisi di daerah harus sadar bahwa mayoritas masyarakat di Indonesia adalah ummat Islam.
"Mengidentifikasi teroris dengan teriakan takbir adalah pemahaman yang salah tentang tindak pidana terorisme. Sebaliknya, hal ini bisa dipandang orang sebagai tindak penistaan agama. Karena takbir adalah bagian dari peribatan ummat Islam, namun dilabeli sebagai indikator pelaku teror," protesnya.
Menurut dia, jika seorang pada level Kapolres saja masih tidak tepat memahami terorisme, ini akan menjadi persoalan serius di masyarakat.
"Sepertinya perlu ada brief khusus dari Kapolri untuk jajarannya, agar mereka dapat secara tepat memahami tindak pidana terorisme," harapnya.
Aboe masih optimistis semua meyakini Kapolri Tito Karnavian memiliki pemahaman yang mumpuni soal terorisme, bahkan tak jarang memberikan paparan soal terorisme di forum internasional. Sehingga nantinya statemen para pejabat polri di media tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
"Jangan sampai persepsi positif terhadap Kapolri dan aparat kepolisian yang sudah baik saat ini menjadi berubah. Jangan sekali-kali melukai ummat Islam. Apalagi menistakan agama," pungkasnya.
Untuk informasi, markas Polres Dharmasraya hangus akibat pembakaran oleh orang tak dikenal pekan lalu. Pembakaran itu terjadi Minggu dini hari sekitar pukul 02.30 WIB.