Ketua DPP PKS sekaligus Wakil Ketua Fraksi PKS DPR Aboe Bakar Al Habsyi menilai pilihan Wapres Jusuf Kalla untuk di dampingi Wakapolri dalam KTT OKI di Kazakstan, kemarin sudah tepat.
"Karena KTT OKI saat ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, sedangkan Wakapolri selama ini terlibat aktif dalam menyiapkan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII)," katanya kepada wartawan di Jakarta.
Anggota Komisi III DPR menilai, Wakapolri sosok pendamping yang tepat karena memiliki background dalam pendidikan sebagai Kalemdikpol, tentunya ini akan semakin mendukung realisasi pendirian UIII.
"Kita semua tentunya berharap Perpres 57/2016 tentang Pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia yang diteken Presiden Jokowi pada 29 Juni 2016 dapat direalisasikan dengan baik. Selain itu UIII tersebut akan mendapatkan dukungan dari dunia internasional, khususnya dari negara-negara Islam," ujarnya.
Oleh karenanya, Aboe harap, Konferensi OKI di Kazakstan ini dapat menjadi kesempatan emas untuk pemerintah Indonesia menggali dukungan dalam pendirian dan pengembangan UIII.
Menurutnya, akses yang besar dari negara-negara OKI diperlukan untuk mendorong kualitas kampus yang akan didirikan oleh Indonesia. Dengan kerja sama yang baik, akan dapat dijalin perogram bersama seperti double degree, sandwich program, sandwich like dan lain sebagainya.
"Selain itu dapat dilakukan pertukaran dosen dan kerja sama dibidang penelitian, termasuk pertukaran literatur dan akses jurnal internasional. Dengan demikian akan semakin meningkatlan kualitas kampus yang digagas Indonesia tersebut," katanya.
Aboe menitipkan aspirasi kepada Wapres dan Wakapolri agar dalam pertemuan Oki membawa tentang isu kemanusiaan di Rohingya. Apalagi selama ini Wapres telah aktif berkomunikasi dengan dunia internasional tentang isu etnis Rohingya.
Meskipun sebenarnya agenda Konferensi Oki adalah dibidang IPTEK, namun bisa jadi perbincangan mengenai penyelesaian krisis kemanusiaan di Myanmar tersebut dapat diselipkan dalam berbagai forum yang digelar oleh OKI.
"Kita harap KTT OKI dan negara-negara Islam di dunia akan memiliki suara sama dalam mengadvokasi muslim Rohingya di Myanmar. Indonesia berkewajiban ikut memperjuangkan hak-hak muslim rohingya," pungkasnya.