Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak refleksi dan berdialog dengan 50 pemuda pemudi dari Aceh hingga Papua yang tergabung dalam Sekolah Pemimpin Muda Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP).
"Bicara soal kepemimpinan saya ingin memulai dari sebuah langkah signifikan yang telah dilakukan Kementerian Sosial melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Kartu yang mengubah paradigma masyarakat miskin dari obyek menjadi subyek pembangunan, dari rendah diri menjadi percaya diri, dari yang apatis menjadi optimis menghadapi masa depan, berani bermimpi dan berusaha mewujudkannya," papar Mensos dalam acara yang berlangsung di Gedung Teater, Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Rabu (2/8).
Sambil mengangkat tinggi KKS berwarna merah putih di tangan kanannya, Khofifah menjelaskan KKS merupakan kartu multifungsi untuk penerima bantuan sosial.
KKS memiliki fitur saving account dan e-wallet. Ini merupakan inovasi penyaluran bansos non tunai pertama di dunia dengan saving account dan e-money dalam satu kartu.
Langkah ini, lanjutnya, merupakan strategi pemerintah menyalurkan bansos secara terintegrasi untuk mempercepat pengurangan kemiskinan dan kesenjangan. Penyaluran bansos melalui perbankan bekerja sama dengan Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) yakni BNI 46, BRI, BTN, dan Bank Mandiri.
Untuk saat ini, bansos yang disalurkan melalui KKS adalah Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Untuk BPNT Setiap keluarga mendapat bantuan uang Rp110.000 per bulan yang dapat dibelanjakan beras, telur, minyak goreng dan gula. Penerima manfaat program bisa membelanjakan uangnya di e-Warung Gotong Royong (e-Warong) menggunakan KKS. Sementara untuk PKH bansos diterimakan sebesar Rp1.890.000 per tahun empat kali cair.
Mensos mengungkapkan e-Warong dikelola oleh para penerima bansos itu sendiri. Satu e-Warong melayani 500 sampai 1.000 penerima manfaat BPNT dan PKH. Pemilik e-Warong belajar mengelola warungnya sendiri, menjadwalkan pengambilan bansos, menyusun laporan warung dan bansos menggunakan tablet yang terkoneksi internet.
"Mereka yang awalnya gaptek harus bisa operasikan EDC _(Electronic Data Capture)_ android, berkomunikasi dengan pimpinan cabang bank yang bekerja sama dengan e-warongnya, tiba-tiba dia harus bikin time line pengambilan bansos," ujar Mensos.
Hal ini, lanjutnya, merupakan perubahan yang luar biasa. Posisi mereka menjadi penting di antara masyarakat lainnya. Mereka diberdayakan untuk mengelola e-Warongnya.
"Mereka dilatih untuk mandiri, berani mengambil keputusan, punya visi, yang ke depannya diharapkan mereka dapat menjadi pemimpin bagi diri sendiri, bagi keluarga sebagai lingkup terkecil dalam lingkungannya," kata Khofifah.
Saat ini BPNT sudah menjangkau 44 kota/kabupaten melalui e-Warong. Kartu ini dapat digunakan oleh penerima bansos Program Keluarga Harapan (PKH) dan BPNT. Pada tahun 2018 KKS akan menjangkau 98 kota dan 300 kabupaten.
KBFP Angkatan VI
Course Leader KBFP, Dimas Oky Nugroho mengatakan Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) adalah sebuah program eksklusif pelatihan kepemimpinan dan kebangsaan untuk anak-anak muda seluruh Indonesia.
KBFP merupakan inisiatif bersama masyarakat sipil, swasta dan unsur pemerintah untuk memastikan regenerasi kepemimpinan sekaligus terjaganya komitmen kebangsaan pada calon-calon pemimpin masa depan.
Tahun ini program ini diikuti 50 peserta yang tersaring dari sekitar 1.500an pelamar. Dalam program yang telah berjalan sejak 2011 ini, penerima beasiswa mendapatkan kesempatan eksklusif untuk bertemu dan berdialog dengan sejumlah pemimpin negeri ini.
Peserta dan alumni KBFP berasal dari Aceh sampai Papua, terdiri dari pelbagai suku, etnis dan agama, serta latar belakang profesi publik yang beragam mulai dari akademisi, jurnalis, birokrasi, aktivis, peneliti, pegiat komunitas kreatif, budayawan, santri dan pemimpin pesantren, pemimpin organisasi masyarakat, perwira muda di institusi TNI dan Polri, serta wirausaha muda/entrepreneur.
"Ibu Khofifah adalah salah satu pemimpin yang inspiratif. Beliau di usia 27 tahun telah menjadi anggota DPR, kemudian menjadi Pemimpin Fraksi PPP, sebelumnya beliau juga merupakan Ketua PMII pertama di Surabaya. Dan di usia 36 tahun beliau telah dipercaya menjadi menteri. Kita dapat belajar menjadi pemimpin dari beliau," kata Dimas. (*)