Pupuk bersubsidi kembali terjadi kelangkaan di kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Provinsi Aceh. Ratusan warga dari berbagai kecamatan mengerumuni kios-kios pengecer resmi pupuk bersubsidi pemerintah yang berada di jalan H. Ilyas dan jalan Muslimin kecamatan Blangpidie, Jum'at (9/6/2017).
Langkanya pupuk bersubsidi itu sudah terjadi sejak dua pekan terakhir, sehingga masyarakat kocar-kacir mencari pupuk yang sudah masuk subsidi pemerintah, padahal, masyarakat saat ini sedang membutuhkan pupuk untuk kebutuhan padi yang baru siap ditanam.
Warga yang datang sejak pagi tersebut, tampak menunggu didepan kios-kios pengecer, sebab, padi yang masih berumur 2-3 Minggu itu masih membutuhkan pemupukan, malah ada yang belum merasakan pupuk sekalipun.
Hal tersebut dikatakan Nila (38), warga desa Padang Panjang kecamatan Susoh ini mengatakan, bahwa sejak padi nya ditanami belum pernah dirasakan pupuk sedikitpun, pasalnya, sejak selesai tanam, ketersedian pupuk di Abdya terjadi kekosongan.
"Sudah dari pagi kami disini, tapi pupuk sudah tidak ada lagi," ucap nya didepan kios pengecer resmi UD. Cahaya Tani.
Sayangnya, Nila dan puluhan warga lainnya tidak terlebih dahulu mengambil faktur d/o pembelian jauh hari sebelumnya seperti yang sampaikan pengecer. Sebab, pengakuan Nila, pupuk itu baru masuk di kios UD. Cahaya Tani pada siangnya, dan hal itu hanya yang sudah memiliki faktur d/o pembelian.
"Adanya nanti setelah Jum, at (setelah dhuhur), itu pun yang sudah ada d/o," sebut Nila turut di iyakan ibu-ibu, serta "Yang sudah ada d/o 80 orang," tambahnya mengutip pernyataan pengecer.
Dalam hal ini, pengecer resmi pupuk bersubsidi kios UD. Cahaya Tani membenarkan nya. Dikatakan pengecer, pupuk bersubsidi yang sudah masuk dari distributor untuk nya pada Kamis kemarin sebanyak 50 sak yakni 2, 5 ton, sedangkan untuk hari ini, ia tidak mengetahui persis berapa banyak akan dipasok.
"Yang masuk kemarin (Kamis) 50 sak, sudah habis, untuk hari ini belum diketahui berapa," ucap pengecer UD. Cahaya Tani.
Selanjutnya, pengakuan pengecer itu mengatakan, harga pupuk NPK PHONSKA yang diserbu warga saat ini Rp. 130.000 per sak, harga yang sama juga terjadi di kios lainnya. Aneh, harga tersebutpun berbeda dengan harga yang sudah di subsidi pemerintah, yaitu Rp. 115.000 per sak, seperti yang ditempel pada kios-kios pengecer tersebut.
"Phonska 130 ribu per sak," akuinya.
Kelangkaan pupuk bersubsidi itu terjadi di setiap kios pengecer di Blangpidie, juga seperti UD. Delima Tani, UD. Bina Tani dan UD. Tani Makmur.
Kios pengecer UD. Tani Makmur yang berada di jalan Muslimin berbeda dengan pengecer lainnya, bahwa sejak kemarin hingga pagi tadi sudah dua kali pupuk tersebut dipasok, namun, warga mengaku kecewa karena tak ikut mendapatkan nya.
"Kapan waktu pupuk itu masuk, saat kita datang selalu sudah habis," ucap Syahrol kecewa.
Lanjut warga desa Guhang kecamatan Blangpidie ini, hal yang serupa terjadi saban tahun, kelangkaan pupuk bersubsidi ini seperti adanya permainan pihak-pihak tertentu, sehingga, ketika masyarakat membutuhkannya selalu menjadi persoalan.
"Tutup saja kios pengecer itu, saat masyarakat butuh, selalu tidak ada," kesal Syahrol.
Muhammad Taufik