Powered by Blogger.

Mobile Menu

Bola

ShowBiz

Bisnis

Asian Games 2018

CPNS 2018

Liputan9

Liputan9
Liputan9

Menu Bawah

Populer

Follow Us

Advertisement

Top Ads

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

More News

logoblog

Dukung Cambuk Gay, PDDA Tolak LGBT ke Aceh

23 May 2017
Kita (masyarakat Aceh) baru saja menyaksikan hukuman cambuk bagi sepasang gay atau homo (liwath) di depan mesjid Syuhada (Lam Gugop), Syiah Kuala, Banda Aceh, Selasa (23 Mei 2017).

Menurut Hendria Irawan, selaku koordinator aksi  Pemuda Dewan Dakwah Aceh (PDDA) dalam penyampaiannya di lokasi tempat para pelaku LGBT dicambuk, sangat menolak keras terhadap pelaku LGBT dan mengecam penuh terhadap pelaku dan aktivitas komunitas homoseksual yang marak terjadi di aceh baru-baru ini.

"Kasus LGBT ini telah mecoret dasar nilai agama dan norma yang berlaku di Aceh. Semoga kedepan tidak terjadi lagi kasus LGBT dan Homoseksual di Aceh. Hendri mengimbau kepada seluruh tokoh agama dan masyarakat agar terus besinergi bersama dalam membasmikan  LGBT ini.

Senada dengan Hendri, Ketua KP (Kebijakan Publik) PDDA, Heri Safrijal, S. Ip mengatakan "Hukuman cambuk tersebut dijalankan sesuai dengan syariat islam yang berlaku di Aceh. Ketika hukuman cambuk diberikan bagi keluarga korban, bisa saja tidak menerimanya. Namun inilah bentuk dan buktinya bahwa Aceh tetap komitmen dalam menjalankan qanun jinayah." Tegas Heri.

Heri menambahkan "Semoga dengan berlaku hukumaa cambuk di Aceh, dapat menjadi pengalaman dan pelajaran bagi kita semua. Bagaimana orang tua dan keluarga harus benar-benar menjaga dan memberikan ilmu agama kepada anaknya. Kemudian baik pemerintah dai, tokoh agama, masyarakat, stakeholder, pemuda dan seluruh rakyat Aceh agar lebih banyak bersinergi dalam melakukan sosialisasi dikalangan muda terhadap dampak bahayanya perilaku, perbuatan dan aktivitas LGBT yang sering meresahkan rakyat Indonesia, khusus masyarakat Aceh." Ujar mantan Sekretaris Jenderal Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsyiah tersebut.

Riri Isthafa Najmi