Tanggap darurat bencana banjir Bima yang harusnya berakhir pada tanggal 5 Januari lalu, diperpanjang hingga 19 Januari 2017.
- Total bantuan yang disalurkan Kemensos mencapai Rp 6,9 miliar
- 1.693 anak dan 580 keluarga diberikan dukungan psikososial
- 40.231 nasi bungkus telah didistribusikan
- Mengelola 15 dapur umum
- Santunan untuk empat korban meninggal masing-masing Rp15 juta
- Bekerjasama dengan 13 NGO
Bima, NTB-- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa kembali turun ke Bima, NTB, pada Selasa (10/1). Dalam kunjungan kali kedua tersebut, Mensos mengecek proses pemulihan pascabanjir bandang yang melanda daerah itu pada Rabu (21/12/2016) dan Jumat (23/12/2016) lalu.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, banjir besar yang terjadi di Kota Bima telah menyebabkan 105.758 jiwa terdampak di 5 Kecamatan (33 kelurahan) dan 104.378 jiwa yang mengungsi. Lima kecamatan tersebut yakni Kecamatan Rasanae Timur, Kecamatan Mpuda, Kecamatan Raba, Kecamatan Rasanae Barat, dan Kecamatan Asakota.
Sementara di Kabupaten Bima, dampak banjir menyebabkan 608 jiwa terdampak di tiga kecamatan yakni Kecamatan Sape, Kecamatan Wawo, dan Kecamatan Ambalawi. Tercatat jumlah pengungsi di Kabupaten Bima mencapai 134 pengungsi.
"Kemensos telah menyalurkan tiga jenis bantuan dalam penanganan banjir bandang di Bima, NTB yaitu bantuan logistik, bantuan jaminan hidup, dan santunan. Totalnya Rp 6,9 miliar," ungkap Mensos, Selasa (10/1) di Bima, Nusa Tenggara Barat.
Terkait dukungan psikososial, Khofifah menjelaskan bahwa hal tersebut terus diberikan kepada para korban banjir. Sasaran utamanya yakni anak-anak, lansia, dan wanita dewasa. Dengan harapan, mereka tidak mengalami trauma berkepanjangan dan melanjutkan hidup dengan penuh semangat.
Adapun jenis layanan dukungan psikososial yang diberikan yaitu team building, trauma healing, konseling, terapi spritual, terapi kecemasan, bermain, olahraga, melatih konsentrasi belajar, dan membuat berbagai kerajinan tangan. Menurut Mensos, dalam jangka panjang korban bencana tersebut memerlukan penanganan pasca trauma atau post trauma disorder (PTSD).
"Dukungan psikososial telah diberikan kepada kurang lebih 1.693 anak dan 580 keluarga," jelas Mensos.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat mengatakan Kementerian Sosial memfokuskan kegiatan pada tahap pemulihan menyusul diperpanjangnya masa tanggap darurat banjir bandang di Kota Bima. Seharusnya tanggap darurat berakhir 5 Januari, namun melalui Surat Keputusan Walikota Bima Nomor 3 Tahun 2017 diperpanjang hingga 19 Januari 2017.
"Ada lima poin kegiatan utama selama perpanjangan masa tanggap darurat ini. Keseluruhan fokus pada pemulihan," katanya.
Pertama, kata dia, Kemensos melakukan optimalisasi dapur umum dengan memusatkan pelayanan hanya di Kantor Walikota Bima. Tujuannya agar lebih fokus melayani pengungsi yang masih ada di pengungsian dan mengurangi ketergantungan pengungsi.
Selama penanganan korban banjir Bima, Tim Kemensos mengelola 15 dapur umum. Dua titik dapur umum lapangan yang dikelola Kemensos berada di Kantor Walikota Bima dan Mesjid Baru Bima di Kecamatan Tanjung. Hingga 9 Januari 2017, keseluruhan dapur umum tersebut telah memproduksi sebanyak 40.231 nasi bungkus yang didistribusikan ke seluruh titik pengungsian.
Kedua, lanjut Harry, memastikan korban yang rumahnya rusak berat/hanyut memperoleh jaminan hidup, peralatan rumah tangga, dan pembangunan rumah. Total jaminan hidup yang telah diberikan Kemensos yakni senilai Rp1,32 Miliar dengan rincian Rp1,2 miliar kepada 1.335 jiwa di Kota Bima dan Rp120,6 juta kepada 134 jiwa di Kabupaten Bima. Masing-masing jiwa memperoleh Rp900 ribu untuk tiga bulan.
"Sedangkan untuk santunan korban telah disalurkan senilai Rp85 juta. Rinciannya santunan 4 korban meninggal masing-masing Rp15 juta dan santunan 10 korban luka berat masing-masing Rp2,5 juta," terangnya.
Ketiga, Kemensos melakukan assesment bagi masyarakat yang masing tinggal di pengungsian. Keempat, optimalisasi gerakan kerelawanan sosial untuk bakti sosial pembersihan lingkungan rumah, sarana pendidikan,sarana kesehatan, dan fasilitas sosial. Dan kelima, melakukan rotasi anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) dengan mengerahkan dari kabupaten terdekat dengan Kota Bima.
Harry menambahkan dalam penanganan korban banjir Bima, Kemensos menggerakan unit kerja di lingkungan Kemensos seperti Tagana, Sakti Peksos, STKS Bandung, Pendamping PKH, dan Team Reaksi Cepat. Kemensos juga bekerjasama dengan 13 NGO antara lain Rumah Zakat, Baznas, LPAI, Bulan Sabit Merah, PMI, PKPU, Dompet Dhuafa, Kasambo, Plan Indonesia, Babuju Care Centre, LPA NTB, IKHD, dan MDMC. (*)