Powered by Blogger.

Mobile Menu

Bola

ShowBiz

Bisnis

Asian Games 2018

CPNS 2018

Liputan9

Liputan9
Liputan9

Menu Bawah

Populer

Follow Us

Advertisement

Top Ads

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

More News

logoblog

Kapolri Diminta Tindak Ormas Pengrusak

15 January 2017

Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsyi meminta Kapolri Tito Karnavian turun tangan mengusut ormas pelaku aksi pengeroyokan dan perusakan di beberapa tempat di Bandung pekan ini.

"Tindakan ormas ini melakukan pengeroyokan tidak dibenarkan. Tak peduli siapapun back upnya, polisi harus usut tuntas," katanya kepada wartawan di Jakarta.  

Menurutnya, foto pengeroyokan yang dilakukan oknum ormas tertentu di sekitar rumah makan Ampera sudah terlanjur beredar di media sosial. Tindakan kekerasan seperti itu tidak dapat dibenarkan, melanggar hukum dan akan merusak keamanan.

Apalagi, lanjut Aboe, beredar video yang viral perusakan terhadap sebuah mobil yang dilakukan oleh sekelompok orang yang diduga dari ormas tertentu.

"Tindakan yang demikian juga dapat memicu aksi balasan dan menimbulkan konflik sosial. Aparat seharusnya mawas dengan tindakan anarkis yang demikian," katanya.

Aboe mendesak Kapolri turun tangan mengusut kasus ini. Soalnya, beredar informasi di jejaring Whatsapp, bahwa ormas yang melakukan tindakan anarkis dan pengeroyokan tersebut memiliki hubungan dengan Kapolda Jabar.

"Hal ini perlu diklarifikasi oleh Kapolri, apakah memang Kapolda Jabar adalah pembina ormas yang melakukan aksi kekerasan tersebut sebagaimana informasi yang beredar di masyarakat," ujarnya.

Politisi PKS menilai, Kapolri perlu mengklarifikasi apakah memang benar aksi ormas tersebut kemarin digerakkan oleh Kapolda selaku pembina. Karena informasi yang beredar di tengah masyarakat melalui pesan Whatsapp perlu menjadi bahan pertimbangan.

Bila informasi keterkaitan Kapolda itu benar, tentu tidak dapat dibiarkan. Kapolri harus melakukan langkah profesi dan etik sebagai bagian dari proses menjaga wibawa Polri. Namun bila memang informasi tersebut tidak benar, perlu dijelaskan duduk perkaranya kepada masyarkat agar tidak berkembang info yang menyesatkan.

"Selesaikan persoalan ini sampai tuntas. Indonesia negara hukum. Jangan sampai ada oknum memperkeruh keadaan," ujarnya.

Diketahui, Polisi tengah menyelidiki kasus dugaan penganiayaan terhadap anggota ormas oleh sejumlah orang di halaman Rumah Makan Ampera, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung. Peristiwa tersebut terjadi setelah massa ormas FPI bubar mengawal Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab yang dimintai keterangan di Mapolda Jawa Barat, Kamis kemarin (12/1).

"Di Ampera itu ada anggota FPI dipukul. Kejadiannya setelah bubar (kemarin massa FPI hadir di depan Mapolda Jabar). Diisukan itu yang memukulnya GMBI, kami belum bisa pastikan. Itu yang kami selidiki," ucap Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yusri Yunus.