Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerahkan bantuan Jaminan Hidup (Jadup) untuk korban bencana gempa di Pidie Jaya dan sekitarnya yang dipusatkan di Kantor Bupati Pidie Jaya, pada Ahad (15/1/2017). Total anggaran yang disalurkan mencapai Rp 10,21 miliar.
Tercatat 5.944 Kepala Keluarga (KK) atau 22.381 jiwa korban bencana gempa di Pidie Jaya mendapat Jadup dengan alokasi anggaran Rp 10,07 miliar. Selain itu, sebanyak Rp 76,95 juta disalurkan pada 45 KK/ 171 jiwa di Kabupaten Pidie dan jiwa dan Rp 70,65 juta untuk 39 KK/ 157 di Kabupaten Bireun.
Wakil Bupati Pidie Jaya Said Mulyadi mengatakan bantuan Jadup (Jatah Hidup) diperuntukkan untuk korban yang rumahnya tidak layak huni dan rusak berat akibat gempa. Hingga saat ini, Ia memaparkan data rumah yang tidak layak lagi dihuni akibat bencana gempa mencapai 2.200 unit. Sementara 4.500 rumah lainnya rusak berat dan harus diperbaiki.
"Kami bersama tim sudah verifikasi rumah rusak parah dan ringan. Mungkin ada diantara kita belum terdata, sudah kami sampaikan ke keuchik yang masih tercecer atau belum masuk dalam data untuk didata kembali untuk disampaikan ke Kemsos," kata Said.
Ia mengakui, bahwa sejumlah korban yang rumahnya rusak ringan hingga saat ini masih ada yang belum tersentuh bantuan. Namun Ia menyebutkan pihaknya terus mengupayakan bantuan dari Pemerintah Provinsi, Kementerian Sosial dan BNPB.
"Kami minta bersabar. Nanti kita ajukan lagi ke Pemerintah Kabupaten, Provinsi, Kementerian Sosial dan BNPB. Beri kesempatan kami dalam melakukan recovery ini. Hingga saat ini bantuan dari donatur masih terus mengalir," tandasnya.
Salah satunya dari Tahir Foundation. Yayasan milik owner Mayapada Group ini menyumbang Rp 20 miliar untuk pembangunan Gedung Serba Guna.
"Gedung ini akan diawasi langsung oleh mensos dan pejabat setempat. Dan pengerjaannya akan dilakukan Wijaya Karya atau WIKA, dan akan diselesaikan secepat-cepatnya," ujar Juliana David, dalam sambutannya mewakili pendiri Tahir Foundation
Ia menyebutkan gedung ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan dan kesenian. Bisa juga dijadikan sebagai tempat tinggal sementara, jika terjadi bencana atau dalam keadaan darurat.